Senin, 04 Februari 2013

Yeah, dedicated for You!

"Terus memikirkanmu menguras waktuku, untuk itu kudedikasikan rangkaian kata sederhana ini untukmu..."


Awalnya biasa, mengalir apa adanya. Melihatnya sama tiada beda. Paras yang laiknya aktor terkenal tidak membuatku meringin seperti wanita kebanyakan. Biasa terus biasa, mungkin lebih condong ke arah sangat biasa. Hingga rasa percaya diri yang berlebihan menderaku. Suatu hari dia menuliskan sebuah kata-kata di jejaring sosial yang isi lumayan penuh misteri dan aku pun bertanya-tanya apa maksud dari kata-kata itu?, jiwa ke kepoan ku muncul.

Saat ke kepoan ku muncul, ini dunia dimana aku mulai terjerembab di lembah nista itu. Aku mulai memperhatikannya. Banyak sekali hal yang tidak cocok denganku bahkan sangat aku hindari jika bertemu orang seperti ini. Aku sempat sumpah serapah kalau aku memikirkan akan hal itu. Di waktu-waktu saat melihatnya aku terus berprasangka baik, namun saat dia tak tampak, aku mulai terus berprasangka buruk. Dia memang unik. Itu memang kenyataan. Aku mendapat sedikit pernyataan darinya sebab dia begitu berbeda dengan yang lainnya. Ternyata di luar dia seorang yang luar biasa, tetapi tetap saja tak merubah pandangan awalku padanya yang memang tidak sejalan dengan ku. Keunikan lainnya ku temui saat ngobrol di suatu fasilitas jejaring sosial. Mulai dari cerita tidak penting sampai lumayan penting. Semua ku awali dengan basa-basi namun berakhir penuh misteri. Ya begitulah dia, mau bercerita namun hanya sepertiga dari keseluruhan. 

Kekepoanku serta keunikannya yang telah ku ketahui membawa ku ke arus  yang cukup kuat untuk lebih mengenalnya. Aku mulai bersikap baik dengannya, padahal dulu untuk menyapanya saja enggan untuk ku lakukan. Aku sempat membandingkannya dengan yang lain, kutemui jawaban itu. Ya! dia ternyata berbeda, dia baik dan menghargaiku. Aku memang sangat gembira dengan orang seperti itu. Dibalik banyak sekali keburukan yang dimilikinya ternyata terdapat keunikan yang dapat menarik hatiku. Yah benar, aku mulai tertarik dengannya. Namun saat ku berfikir lagi aku rasa aku hanya terjebak di pusara konflik percaya diri yang begitu besarnya. Terus memikirkanmu menguras waktuku, untuk itu kudedikasikan rangkaian kata sederhana ini untukmu, aku berharap dapat melepasmu dari fikiranku.




Flash Fiction oleh : Ade Komaria




2 komentar: