Selasa, 28 Februari 2012

BERBURU BUKU DI SEMESTER BARU


    “Pilihannya cuma minjem punya kakak senior, minjem perpus, atau beli itu untuk pilihan yang paling terakhir”
            Senin, 13 Febuari 2012 merupakan awal semester bagi seluruh mahasiswa Universitas Negeri Jakarta, semua mahasiswa pastinya akan mengalami awal sebuah semester dengan rasa galau, bimbang, bingung, bokek dan lainnya. Kondisi ini juga ternyata berlaku di dalam lingkungan Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta. Mereka pasti akan bertanya-tanya dengan segudang pertanyaan yang ada dibenak mereka, mulai dari pengisian KRS (Kartu Rencana Studi) yang kadang bermasalah sampai dengan jumlah SKS yang akan mereka ambil, namun semua itu untuk sebagian mahasiswa ada yang sudah terlewati.
            Bagi mahasiswa baru khususnya di Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta, semester genap  kali ini merupakan semester baru bagi mereka. Menurut penuturan Rizki Alfian salah satu mahasiswa Pendidikan Akuntansi Reguler 2011, “Semester baru ini merupakan segala sesuatu yang baru mulai dari teman, pelajaran, dosen, itu semua suasana baru. Sesuatu yang baru itu dijadikan pembelajaran aja buat saya”. Kesulitan dalam semester baru tentu saja dalam menghadapi mata kuliah baru dengan dosen yang baru, karena mereka belum punya gambaran mengenai mata kuliah tersebut. Selain itu kesulitan lainnya adalah dalam memperoleh buku diktat kuliah yang akan mereka pakai sebagai buku pegangan. Masalah buku ini bagi sebagian mahasiswa menjadi kesulitan yang sangat membingungkan, karena mereka hanya mempunyai beberapa pilihan sebagaimana yang diutarakan oleh Zelinda Kusumawati mahasiswa Pendidikan Akuntansi Reguler 2011 “Pilihannya cuma minjem punya kakak senior, minjem perpus, atau beli itu untuk pilihan yang paling terakhir”.
            Dalam hal ini disetiap semester baru ternyata ada tradisi berburu buku di kakak senior, jadi mereka sudah dari jauh-jauh hari  meminjam buku-buku pada kakak senior, hal ini disiasati karena pastinya banyak yang akan meminjam, ini rata-rata dilakukan dengan mahasiswa yang sudah kenal akrab dengan kakak senior, ternyata dalam hal berburu buku juga dibutuhkan link, dibalik itu semua, mahasiswa yang kurang bisa beradaptasilah yang tidak bisa mendapatkannya. Mungkin karena itu mereka lebih suka berburu buku di perpustakaan. Kendati demikian perpustakaan sekarang menurut Zelinda “Perpustakaan sekarang kurang lengkap, kurang banyak bukunya, penataannya masih berantakan, ada yang satu judul tapi mencar kemana-mana”. Mungkin ini merupakan sebuah pembelajaran bagi pihak kampus untuk terus berbenah diri dalam pelayanan keperpustakaan agar dikemudian hari dapat menjadi yang lebih baik lagi dari yang sekarang.